Bupati Ahmadi : KEE Jangan Menghambat Investor Di Bener Meriah
REDELONG - LINGE POST : Bupati Kabupaten Bener Meriah mengharapkan agar penaganan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) tidak menggangu investasi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut disampaikan Ahmadi, SE saat membuka acara rapat koordinasi, sosialisasi dan penyusunan rencana aksi KEE di Aula Sekretariat daerah Kabupaten Bener Meriah, Kamis (26/10)
“Kami berharap penaganan yang akan dilakukan nantinya bersifat permanen dan komprehensif tentunya untuk jangka panjang, dan juga kita mau penaganan ini tidak menggangu investasi yang nantinya bertujuan untuk kesejateraan rakyat kita, artinya apa, kita ketahui bersama bahwa potensi pembangkit listrik tenaga air yang ada di Kecamatan Gajah Putih, Timang Gajah, dan Pintu Rime Gayo.”kata Ahmadi.
Dia juga menjelaskan, bahwa investasi tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, mendukung terciptanya lapangan kerja untuk rakyat, dan akan mendukung banyak hal yang berkaitan dengan kesejahteraan rakayat.
Disisilain Bupati Ahmadi menyampaikan, permasalahan konflik manusia dengan gajah bukan hanya terjadi di Kabupaten Bener Meriah, namun konflik tersebut melibatkan tiga kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen. “Besar harapan kami, agar penaganan abang kul (sebutan untuk gajah dalam bahasa Gayo-red) melibatkan tiga kabupaten, karena, ini bukan hanya masalah rakyat Pintu Rime Gayo semata, tapi masalah tiga kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen dengan abang kul .”sampai bupati itu kepada perwakilan Dirjen Kawasan Ekosistem Esensial yang hadir dalam acara tersebut.
Bupati Ahmadi berharap diskusi yang dilaksanakan tersebut akan menghasilkan rancangan rencana aksi yang baik, sehingga tupoksi masing-masing bagian dapat dijalankan dengan baik, “artinya pihak kementrian berperan dimana, pihak Yayasan HAA berperan dimana dan pihak pemerintah Kabupaten Bener Meriah berperan dimana. Kita tidak mau ada orang nantinya beranggapan bahwa kita lebih mementingkan gajah ketimbang manusia, saya tegaskan kita tidak mau, tapi juga gajah adalah habitan yang perlu dilindungi bersama-sama, kita sepakat bersama.”ujar bupati.
Tapi harap bupati, bagaimana gajah-gajah tersebut dapat bernilai mata uang, “jangan menjadi mata uang dengan cara diburu, tentunya kita berharap bagaimana gajah tersebut dapat dijadikan sebagai wisata, dari wisata tersebut penduduk sekitar dapat keuntungan. Maka saya berharap kita dapat berdiskusi dengan arif dan bijak dan tanpa harus menyalahkan siapa, tapi diskusi ini bertujuan nantinya mencari solusi terbaik untuk penaganan konflik manusia dengan abang kul.”demikian Bupati Kabupaten Bener Meriah.
Turut Hadir dalam acara rapat koordinasi, sosialisasi dan penyusunan rencana aksi KEE tersebut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Abd. Muis, ST, MM, Kepala Dinas Pertanahan Muhammad Jafar, SH,MH, Kepala, Matadi Plt Lingkungan Hidup, Kadis Perhubungan Riswandiak Putra, perwakilan Dirjen KEE Kementrian lingkungan hidup dan kehutanan RI, Balai Konserfasi Sumber Daya Alam Provinsi Aceh, perwakilan LSM, Kesatuan Pengelola Hutan Wilayah II, Yayasan Hutan Alam Aceh, perwakilan kecamatan, dan reje kampung. (rel)