The Rainforest Gelar Workshop Kopi Internasional di Takengon

Laporan : Kurnia Muhadi

Takengon – lingepost.com : Internasional Coffee Workshop digelar di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, selama 4 hari, mulai 14 Juni s/d 18 Juni 2016.

Workshop turut diramaikan oleh sejumlah mahasiswa dari  University of Hongkong yang sengaja datang ke Aceh Tengah untuk bisa melihat langsung kebaradaan kopi kualitas terbaik dunia, tumbuh disana.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh The Rainforest Coffee didukung Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon, bersama unsur mahasiswa Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon.

Workshop mengangkat tema Kopi, Budaya, dan Persahabatan.

Direktur The Rainforest Coffee, Afrianty Sitanggang, mengatakan bahwa kopi yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo sudah begitu mendunia, termasuk sangat diminati oleh konsumen di Hongkong.

“Sehingga mahasiswa dari University of Hongkong tertarik untuk melihat langsung keberadaan kopi di Gayo,” kata  Afrianty.

"Tentu nanti diharapkan terjadi pertukaran budaya, termasuk pertukaran informasi tentang keberadaan kopi yang ada di Gayo dan kopi yang sudah ada di Hongkong,"  tuturnya.

Seoarang perwakilan mahasiswa dari University of Hongkong, Isha Sengupta, mengaku sangat senang bisa datang ke Indonesia, khususnya ke Kabupaten Aceh Tengah, untuk dapat melihat langsung keberadaan kopi gayo.

Ia juga mengaku terkesan dengan keramah-tamahan masyarakat di negeri lumbung kopi tersebut, sehingga pihaknya dapat dengan mudah untuk langsung menjalin pertukaran informasi dengan masyarakat setempat.

“Kami begitu menikmati perjalanan ini dan dapat melihat langsung perkebunan kopi. Kami bangga terhadap Indonesia," tutur Isha.

Sekda Aceh Tengah, Karimansyah, dalam hal ini meminta mahasiswa lokal selaku tuan rumah untuk dapat menyajikan informasi terbaik‎ bagi mahasiswa asal hongkong, selama berada di Aceh Tengah .

“Berikanlah informasi terbaik kepada sahabat-sahabat yang datang dari jauh, sehingga mereka mempunyai bekal yang cukup terkait dengan sosial budaya, maupun aspek-aspek lain termasuk kopi gayo," kata Karimansyah.

Pada kesempatan itu, Karimansyah, menegaskan bahwa kopi gayo adalah kopinya rakyat yang tidak pernah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar dalam budidaya dan pengembangannya.

Menurutnya, pemerintah daerah selalu berkomitmen untuk terus melakukan upaya meningkatkan kualitas dan sertifikasi kopi gayo.

“Pemerintah daerah senantiasa komit untuk meningkatkan kualitas dan sertifikasi kopi gayo secara terus menerus, karena sebagian besar masyarakat Aceh Tengah bergantung dari kebun kopi," tutur Karimansyah.