PWI Galang Bantuan Gempa Aceh
Banda Aceh - Belum lepas dari ingatan. Dimana 12 tahun silam Aceh sempat luluhlantak akibat gempa dan tsunami. Hingga saat ini, kondisi masyarakat Aceh belum sepenuhnya pulih akibat bencana dahsyat tersebut.
Saat ini Aceh berduka kembali, setelah gempa menghatam Kabupaten Pidie Jaya dan sekitar di Provinsi Aceh. Korban meninggal berdasarkan data BNPB mencapai 102 jiwa, luka berat dan ringan hampir 600 jiwa.
Bukan itu saja, ratusan bangunan ruko, rumah, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah hancur lebur. Puluhan ribu kini berada di pengungsian karena tidak ada tempat tinggal. Sebagian merka dalam kondisi traumatik.
Melihat latar belakang itu, PWI pusat melalui PWI Aceh ikut menggalang dana lewat "PWI Peduli Gempa Aceh".
Bantuan yang diberikan para dermawan nantinya akan disalurkan bagi para korban gempa yang berada di Pidie Jaya.
"Bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dan mau peduli terhadap saudara kita yang sedang menderita dan musibah silakan salurkan bantuan lewat Rekening Bersama PWI Peduli Gempa Aceh. Bank Mandiri No Rek: 158-00-0325213-7," ujar Ketua PWI Aceh Tarmilin Usman, Jumat (9/12).
Bila ada para darmawan yang ingin membantu bisa langsung mengirimkan ke no rekening yang "PWI Peduli Gempa Aceh". Bagi para dermawan juga bisa mengontak penanggungjawab aksi peduli PWI ini, yakni Azhari Bahrul (Hp 081263108002), Iranda Novandi (Hp 081360253940) dan Ketua IKWI Harbiyah Gani (HP 08126929835).
Disisi lain, Tarmilin menambahkan, dalam kondisi seperti ini, peran utama wartawan adalah mencari dan menggali informasi sebanyaknya dan menyampaikan kepada masyarakat lewat berita. Tentunya sesuai fakta dan data di lapangan.
Meskipun demikian, kiranya sisi kemanusia kita sebagai wartawan juga tidak bisa hilang. Karena itu, berbagai upaya yang bisa dilakukan guna meringankan beban masyarakat korban gempa bisa dilakukan.
PWI Aceh juga, lanjut Tarmilin sangat menyayangkan adanya orang-orang yang tidak bertanggungjawab menyebarkan berita bohong tentang gempa. Untuk itu, diminta kepada siapapun agar menghentikan provokasi murahan yang bisa membuat traumatik bagi warga.