Bupati akan bangun penangkaran bibit kentang di Bener Meriah

Redelong | lingePost - Bupati Bener Meriah, Sarkawi, berjanji akan membangun pusat penangkaran bibit kentang (screen house) di daerah itu agar petani di sana tidak lagi harus membeli bibit kentang ke luar daerah.

Hal itu disampaikan, Sarkawi dihadapan para petani kentang di daerah itu saat berlangsungnya acara panen raya tanaman kentang seluas 5 hektare milik Kelompok Tani Genap Sepakat di Kampung Delung Tue, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Minggu.

"Insya Allah pada tahun anggaran 2020 nanti Pemkab Bener Meriah akan menganggarkan untuk screen house. Sehingga petani kita khususnya petani kentang, akan bisa mendapatkan bibit yang unggul dengan biaya yang tidak terlalu besar," tutur Sarkawi.

Dia menyebut kentang merupakan salah satu komoditi unggulan di Bener Meriah dengan permintaan pasar yang selalu tinggi.

Prospeknya pun, kata Sarkawi, sangat bagus untuk terus dikembangkan di daerah itu, karena memiliki lahan yang subur dan sangat cocok untuk tanaman kentang.

"Kita menyadari potensi ekonomi tanaman ini, serta potensi wilayah yang kita miliki. Kelompok Tani Genap Sepakat telah sukses membudidayakan tanaman kentang di lahan seluas 5000 meter persegi ini," ujarnya.

Selain itu, Sarkawi juga mengajak para petani untuk dapat memaksimalkan lahan yang ada dengan ikut menanam jenis tanaman lainnya yang sesuai untuk dapat menambah penghasilan.

Menurutnya, apa yang telah ditunjukkan oleh Kelompok Tani Genap Sepakat merupakan suatu keberhasilan yang patut ditiru dan dibanggakan.

"Dengan luas lahan 5.000 meter persegi bisa ditanami 18.000 bibit dengan hasil rata-rata 2,5 Kg/batang. Maka hasil totalnya adalah 45.000 Kg (45 ton). Ini merupakan hasil yang luar biasa," tutur Sarkawi.

Sementara, salah seorang Anggota Kelompok Tani Genap Sepakat, Hamdani, disela acara panen raya tersebut menyampaikan bahwa kentang yang dipanen tersebut merupakan jenis granola.

Menurutnya, kelompok tani ini menghabiskan modal awal kurang lebih Rp100 juta untuk segala keperluan menamam di atas lahan seluas 5 hektare tersebut.

"Modal itu kami pergunakan mulai dari pengolahan lahan sampai pemebelian bibit, perawatan, serta biaya ongkos panen," sebut Hamdani.

 

 

 

 

Pewarta : Kurnia Muhadi