Wawancara Eksklusif, Ini Kata Karimansyah Tentang Kondisi Aceh Tengah

Karimansyah

Takengon | lingePost – Krisis keuangan yang dihadapi Pemkab Aceh Tengah bukan lagi rahasia. Semua sudah membaca perihal itu dari berbagai media.

Krisis keuangan yang dihadapi daerah penghasil kopi ini bukan lagi sebatas defisit. Kini makin meluas dengan mencuatnya krisis BPRS Gayo. Kedua krisis itu diyakini akan menyedot pundi-pundi daerah ini.

Kami tidak tahu, siapa narasumber yang bersedia membahas ihwal krisis keuangan yang dihadapi Pemkab AcehTengah.

Ketua dan anggota Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK), semuanya irit bicara. Pesan WA yang dikirim awak media, tak pernah berbalas.

Beberapa Kepala SKPK di Aceh Tengah merekomendasikan Pak Karimansyah sebagai narasumber. Kata mereka, beliau mantan Ketua TAPK Aceh Tengah, pasti mengikuti perkembangan krisis keuangan daerah ini.

Senin (5/8/2024), pesan WA kami dibalas. Beliau bersedia diwawancarai di Teluk Pukes. Kami pun meluncur ke homestay di tepi Danau Laut Tawar itu. Berikut petikan wawancara kami dengan lelaki berpenampilan sederhana itu.

Pertanyaan: Apakah benar Pemkab Aceh Tengah sedang dilanda krisis keuangan?

Kariman: Saya baca dari berita media, seperti itu.

Pertanyaan: Menurut anda, apakah krisis itu cukup parah?

Kariman: Kalau faktanya seperti yang diberitakan media, berarti kondisi keuangan Pemkab Aceh Tengah sudah lampu merah.

Pertanyaan: Artinya?

Kariman: Artinya, Pemkab Aceh Tengah harus menyuntik dana segar untuk BPRS Gayo. Disisi lain, mereka pun harus keluar dari defisit yang cukup besar. Bisa dibayangkan, betapa sulitnya Pemkab Aceh Tengah.

Pertanyaan: Apakah Sekda yang merangkap Ketua TAPK Aceh Tengah tahu bahwa kondisi keuangan Pemkab Aceh Tengah sudah lampu merah?

Kariman: Kalau itu, lebih baik ditanyakan saja kepada yang bersangkutan.

Pertanyaan: Baik, kita ganti topik. Bocoran yang saya dengar, anda dipaksa teman-teman untuk ikut kontestasi Pilkada Aceh Tengah sebagai cawabup.

Kariman: Siapa yang bocorkan?

Pertanyaan: Kami wajib merahasiakan identitas narasumber. Tapi, apakah bocoran itu betul?

Kariman: Kurang lebih begitu. Sebenarnya, saya ingin menghabiskan masa pensiun di Teluk Pukes ini. Saya sudah lama melupakan kerumitan birokrasi. Namun, teman-teman dan masyarakat datang silih berganti, mendorong saya ikut kontestasi. Berkali-kali pula saya menolak.

Pertanyaan: Apa alasan mereka yang menyebabkan anda bersedia ikut kontestasi?

Kariman: Kata mereka, saya harus turun tangan untuk selamatkan Aceh Tengah dari krisis keuangan. Saya tetap menolak.

Pertanyaan: Lalu, kalimat apa yang menyebabkan anda luluh dan bersedia ikut kontestasi?

Kariman: Menurut mereka, saya bisa menyelesaikan krisis keuangan, tetapi berdiam diri. Itu sama dengan membiarkan daerah ini karam didepan mata sendiri. Saya bilang, orang seperti saya tak akan dipilih orang. Percuma ikut kontestasi.

Pertanyaan: Sebenarnya, kalimat apa yang membuat anda tidak bisa mengelak?

Kariman: Mereka mengatakan begini, “kita tidak dipersalahkan ketika di yaumil akhir nanti, karena sudah berikhtiar masuk kedalam sistem melalui kontestasi Pilkada. Apabila dipercaya rakyat, kita akan selesaikan krisis keuangan. Apabila belum dipercaya rakyat, kita tidak terbeban oleh rasa bersalah.”

Pertanyaan: Terus, misi khusus apa yang akan anda emban apabila dipercaya rakyat nantinya?

Kariman: Menyelamatkan Pemkab Aceh Tengah dari krisis keuangan.

Pertanyaan: Apakah misi khusus itu sudah disepakati dengan cabup Bardan Sahidi?

Kariman: Sudah. Termasuk memastikan terjaminnya kesejahteraan ASN, menata birokrasi, memastikan berjalannya good governance dan clean government.

Pertanyaan: Kayaknya itu tugas amat berat yang harus anda pikul.

Kariman: Benar. Sungguh berat. Oleh karena itu, mohon doa dan dukungan dari semua pihak.

 

Rel