Tagore akan Fasilitasi Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam kunjungi Linge

Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam dan Presiden Joko Widodo serta Wapres Jusuf Kala bertemu di Istana Negara dalam rangka Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional untuk Laksamana Keumalahayati yang diterima oleh Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam selaku pewaris utama Kesultanan Aceh. (Foto : Dok. Humas Aceh)

Laporan : Kurnia Muhadi

TAKENGON - LINGE POST : Anggota DPR-RI, Tagore Abubakar, berencana akan menjenguk sekaligus menjemput Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam untuk datang ke Gayo mengunjungi Linge.

Tagore juga mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Aceh Tengah terpilih untuk dapat memfasilitasi kedatangan pewaris utama Kesultanan Aceh itu ke Linge, bahkan berencana memberikan tempat tinggal yang layak bagi Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam di Aceh Tengah.

Sejak tahun 2008 Sultanah mulai menetap di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia menjalani hari tuanya disana bersama putri bungsunya bernama Pocut Merah Neneng.

Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam merupakan pewaris utama Kesultanan Aceh. Dia adalah cucu tertua Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah yang merupakan sultan terakhir Kerajaan Aceh Darussalam.

Namun kini sudah tak ada lagi aset Kesultanan Aceh yang tersisa. Sultanah bahkan tak lagi memiliki tempat tinggal di tanah leluhurnya itu, hingga untuk pulang ke Aceh pun Sultanah masih berpikir harus tinggal dimana.

Sebagai pewaris Kesultanan Aceh, Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam, baru-baru ini didaulat untuk secara resmi menerima penyerahan plakat dan piagam gelar Pahlawan Nasional yang diberikan Pemerintah RI kepada Almarhumah Laksamana Keumalahayati oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 November 2017.

Dalam Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional itu, Sultanah, tampak berdo’a usai menerima plakat dan piagam gelar Pahlawan Nasional untuk Laksamana Keumalayahati, sosok perempuan tangguh dari Aceh yang pernah memimpin pasukan Kesultanan Aceh di tengah lautan luas sebagai seorang paglima perang dan diplomat ulung.

Saat itu, Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam mengaku merindukan Tanah Aceh. Putri Kerajaan Aceh yang lahir di Beureuneuen dan telah menyandang gelar Sultanah di usia belia itu mengharapkan Tanah Aceh bisa memperoleh kembali kemulian dan kejayaannya di masa mendatang.

Ia juga mengaku ingin mengunjungi Linge, karena katanya pendiri Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sultan Johansyah berasal dari Kerajaan Linge, di Gayo.

“Apabila ada langkah, saya ingin ke Linge,” tutur Sultanah seperti dikutip aceh.tribunnews.com, Kamis 9 November 2017.

Pada Masanya, Kesultanan Aceh pernah menjadi satu dari lima kerajaan Islam terbesar di dunia.

Dalam buku “Silsilah Raja Islam di Aceh dan Hubungannya Dengan Raja-Raja Islam Nusantara” karangan Pocut Haslinda Syahrul disebutkan bahwa Kesultanan Aceh Darussalam didirikan oleh Johansyah atau Merah Johan turunan dari Kerajaan Linge di Gayo.

Dialah sultan pertama Kesultanan Aceh Darussalam dengan gelar Sultan Alaidin Johansyah yang memerintah pada 601-633 H / 1203 – 1235 M.

Dalam perjalanannya, salah seorang sultan termahsyur dan melegenda yang pernah memimpin Kesultanan Aceh Darussalam adalah Sultan Iskandar Muda.