Rutan Kelas IIB Takengon Sukses Kembangkan Inovasi Pembuatan Roti

Roti Kanata produksi warga binaan Rutan Kelas IIB Takengon.

Takengon | lingePost - Rutan Kelas IIB Takengon sukses mengembangkan inovasi usaha pembuatan roti untuk kemandirian warga binaan di Rutan tersebut.

Plt Kepala Rutan Kelas IIB Takengon Husni mengatakan usaha pembuatan roti tersebut sudah dimulai sejak tujuh bulan lalu dan saat ini produknya sudah laris manis di pasaran.

"Alhamdulillah peminat roti kita sekarang sangat tinggi, walau hanya kita pasarkan di wilayah Aceh Tengah saja," kata Husni, Minggu.

Menurutnya usaha pembuatan roti tersebut dikelola secara profesional dengan membentuk koperasi dan memberdayakan warga binaan.

Husni menuturkan hasil dari usaha roti tersebut dapat digunakan untuk kesejahteraan para anggota koperasi yang tak lain adalah warga binaan dan pegawai di Rutan setempat.

"Hasilnya untuk koperasi, untuk warga binaan, dan untuk pajak. Kemudian pendapatan koperasi juga kita bagi lagi untuk kesejahteraan anggota koperasi, komitmen kita setahun tiga kali, pada meugang puasa, meugang idul Fitri, dan meugang idul adha," tuturnya.

Dia menyebut usaha roti ini bahkan sudah mampu berkontribusi untuk menyumbang pajak bagi negara.

"Alhamdulillah di akhir tahun kemarin kita menyumbang untuk pajak hampir Rp6.000.000,- kita setor ke negara. Jadi ini kontribusi kita untuk negara, bahwasanya di Rutan juga bisa berkontribusi untuk negara," ujarnya.

Husni menjelaskan usaha tersebut setiap harinya mampu memproduksi 500 sampai 700 roti dengan berbagai model dan rasa dan dijual Rp3.000,- per satu potong roti.

Roti ini diberi nama atau merk yaitu Kanata singkatan dari Karya Narapidana Takengon.

"Untuk warga binaan kita seleksi, lalu kita berikan pelatihan. Sekarang mereka sudah bisa membuat lebih dari 30 model dan rasa roti, tapi yang intens dibuat sekarang ada sekitar 20 rasa," kata Husni.

Dia berharap usaha pembuatan roti tersebut dapat terus berjalan dan berkembang sehingga nantinya juga dapat menjadi bekal keterampilan bagi para warga binaan setelah bebas dari masa tahanan di Rutan tersebut.

Selain inovasi pembuatan roti kata Husni pihaknya saat ini juga mengembangkan usaha produk air mineral untuk dikembangkan serupa dengan usaha pembuatan roti.

"Kita punya target ada empat inovasi usaha untuk kita kembangkan di Rutan ini. Dua lagi adalah usaha produk kopi dan budidaya ikan sistem bioflok atau kolam terpal, Insya Allah mudah-mudah tahun ini bisa terlaksana," tutur Husni.

Dalam hal ini Husni menjelaskan bahwa untuk Rutan sebenarnya tidak memiliki bidang kemandirian usaha seperti halnya ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Namun dengan kesepakatan dan komitmen bersama kata dia usaha pembuatan roti dan produk air mineral tersebut dapat berjalan dengan baik walau dengan modal seadanya, berbekal pengalamannya menerapkan inovasi serupa di Lapas Lambaro Banda Aceh.

"Kalau di Lapas kan memang ada bidang kemandirian usaha, tapi di Rutan itu tidak ada bidangnya. Kita hanya berinisiatif dengan modal seadanya agar warga binaan di sini bisa produktif. Untuk pembuatan roti di Aceh cuma ada di Lapas Lambaro dan Rutan Takengon," ujarnya.

 

Ant