Produksi tahu tempe di Aceh Tengah butuh 10 ton pasokan kedelai impor per pekan

Pekerja sedang memproduksi tahu di pabrik Okta Gelelungi di kawasan Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (9/3/2022).

Takengon | lingePost - Kebutuhan pasokan kacang kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu tempe di Kabupaten Aceh Tengah tetap tinggi walau harganya sedang melambung tinggi.

Pemilik salah satu pabrik tahu tempe di daerah ini Syahrin (35) mengatakan dalam sepekan pihaknya membutuhkan pasokan kedelai mencapai 7-10 ton.

"Kita pesan dari Medan (Sumatera Utara), kedelai impor. Sekali belanja bisa sampai 10 ton," kata Syahrin, Rabu (9/3/2022).

Pria ini merupakan pemilik rumah produksi tahu tempe Okta Gelelungi di kawasan Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah.

Menurutnya saat ini harga kedelai impor sedang melambung tinggi mencapai Rp13.000,- per kilogram. Sedangkan harga normal sebelumya antara Rp7.000,- sampai Rp8.000,- per kilogram.

Namun karena kebutuhan tahu tempe masyarakat di daerah ini tidak berkurang kata Syahrin maka produksinya juga tetap dipertahankan walau dengan biaya produksi lebih tinggi.

"Untuk tahu kita tetap produksi sampai 600 kilogram sehari. Kalau tempe 200 kilogram. Memang biaya produksi kita lebih tinggi, kalau biasanya modal belanja kedelai Rp7.000.000,- untuk 1 ton, sekarang naik Rp12.000.000,- sekali belanja, jadi sangat terasa," ujar Syahrin.

Untuk menyiasati kondisi ini Syahrin mengaku harus mengurangi ukuran tahu tempe produksinya. Juga mengurangi jumlah potongan tahu tempe dari biasanya pada setiap penjualan ke masyarakat.

"Biasanya kalau masyarakat beli Rp10.000,- dapat sepuluh potong tahu, sekarang kita kurangi jadi sembilan potong," sebutnya.

Syahrin menuturkan kenaikan harga kedelai saat ini juga merupakan dampak dari pandemi COVID-19.

Ia sendiri mengaku mulai merasakan kenaikan bertahap harga bahan baku utama untuk industrinya itu sejak dua tahun terakhir atau persis di saat pandemi tengah merebak di Tanah Air.

"Kalau sebelum COVID harga kedelai itu hanya Rp5.000,- per kilogram," kata dia.

 

 

Ant