Pertama Dalam Sejarah, Aceh Melalui MAHAGAPA Berhasil Rebut TWKM Mapala Indonesia
Takengon | lingePost – Pusat Koordinasi Daerah -PKD ACEH dengan mencalonkan MAHAGAPA berhasil merebut tuan rumah Temu Wicara Kenal Medan XXXIII Mapala seluruh Indonesia Tahun 2023.
Mahasiswa Gajah Putih Pecinta Alam (MAHAGAPA) berhasil meraih suara terbanyak dan berhasil terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) XXXIII Tahun 2023.
Mapala MAHAGAPA mengalahkan Himatala Binawan yang merupakan perwakilan JABODETABEKA dan Mapala UNISI perwakilan DIY Yogyakarta, yang mengusulkan diri menjadi tuan rumah pada kegiatan pertemuan pecinta alam se-Indonesia atau TWKM di Kota Tasikmalaya, Jawa barat Barat.
Mapala MAHAGAPA univ.gajah putih ini berhasil mendulang Suara terbanyak 134 suara dari 367 Mapala se Indonesia yang berhadir saat di kegiatan tingkat Universitas itu.
“Alhamdulillah, PKD-Aceh melalui MAHAGAPA diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah penyelenggara TWKM 2023 mendatang dan juga Aceh menjadi tuan rumah pertama dalam sejarah “ungkap Ketua Umum MAHAGAPA UNIV.Gajah Putih.
Ia pun mengatakan, pihaknya akan langsung bergerak cepat melakukan berbagai persiapan guna mensukseskan TWKM ke-33 tersebut. Diantaranya kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Kenal Medan meliputi pertama, Gunung Hutan , susur Goa , Arung Jeram dan rock climbing yang akan me explore sumber daya alam provinsi Aceh .
Selain itu juga Rahmad Rizki (Paddle) juga menambahkan pada TWKM ke 33 mendatang, pihaknya akan membawa isu #Leusermenggugattambang sebagai tema pada temu wicara dengan seluruh Mapala Se-Indonesia.
“Iya, karena seperti kita ketahui saat ini bagaimana penting nya hutan Leuser memang menjadi perhatian bersama sebagai isu lingkungan di aceh Nah, mudah-mudahan dengan kegiatan TWKM nanti, selain bisa mendulang dukungan seluruh pecinta alam se Indonesia, juga menolak aktivitas tambang yang ada di hutan aceh yang terus di biarkan , ” tutupnya.
Harapnya pihak pemerintah provinsi aceh TNI Polri bisa membantu jalannya acara nanti Dan kegiatan ini juga menjadi sejarah pertama bagi mahasiswa pecinta alam Aceh.
Rel