Pemkab Bener Meriah Perjuangkan Legitimasi Sejarah Radio Rimba Raya

Jakarta | lingePost - Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mulai menjajaki legitimasi dari pemerintah pusat terhadap sejarah perjuangan Radio Rimba Raya agar mendapat pengakuan resmi sebagai bagian dari sejarah bangsa.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Bener Meriah Irmansyah mengatakan pihaknya dalam hal ini telah menemui Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil di Jakarta guna meminta dukungan untuk tujuan tersebut.

Irmansyah menyebutkan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar sejarah perjuangan Radio Rimba Raya mendapatkan legitimasi dari pemerintah pusat.

"Kita ketahui bahwa Radio Rimba Raya beberapa waktu lalu sempat disinggung oleh ketua Komisi III Herman Herry dalam laman Facebook pribadinya dalam rangka hari radio sedunia," kata Irmansyah usai menemui Nasir Djamil di Jakarta, Rabu.

Irmansyah yang didampingi oleh sutradara film dokumenter Radio Rimba Raya dan pengusaha muda Dedy Satria menyebutkan bahwa sejarah Radio Rimba Raya perlu mendapatkan legitimasi dari pemerintah sebagai bagian dari sejarah bangsa.

"Untuk itu kita perlu berkoordinasi dan konsultasi dengan Komisi III DPR RI langkah langkah apa yang perlu diambil agar legitimasi sejarah radio ini segera terealisasi," ujarnya.

Sutradara Film Dokumenterw Radio Rimba Raya, Ikmal Gopi menjelaskan bahwa sejarah Radio Rimba Raya tidak bisa terlepas dari perjuangan rakyat Aceh.

"Seperti Kolonel Husin Yusuf komandan Divisi X beliau ini adalah inisiator pembelian perangkat Radio Rimba Raya. Dan para broadcaster Radio Rimba Raya pada waktu itu semestinya diberi gelar pahlawan nasional," kata Ikmal Gopi.

"Saya punya film dokumenternya, Saya buat sendiri. Bahkan kalau perlu kita buat film layar lebar. Ini merupakan bagian edukasi dan upaya untuk memperkenalkan peran Aceh terhadap membela negara ini," ujarnya lagi.

Menanggapi permintaan tersebut Nasir Djamil mengatakan ia mendukung upaya pemerintah kabupaten Bener Meriah tersebut.

"Saya merekomendasikan agar Pemkab Bener Meriah membuat proposal besar kepada pemerintah pusat dan pihak terkait agar legitimasi sejarah perjuangan Radio Rimba Raya ini dapat terealisasi," kata Nasir Djamil.

"Saya juga mendorong Pemkab Bener Meriah bisa bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Aceh, nanti kegiatan kegiatan yang perlu dilaksanakan secara kontinyu, misalnya seminar, edukasi film, menulis sejarah ulang, memasukkan kedalam kurikulum di sekolah-sekolah yang semuanya terkait sejarah perjuangan Radio Rimba Raya. Puncaknya adalah legacy oleh pemerintah pusat," tuturnya.

Lebih jauh Nasir menjelaskan Forbes Aceh juga akan membantu agar proses legitimasi ini berjalan lancar.

"Nanti saya akan koordinasi dengan teman-teman Forbes Aceh," kata Nasir Djamil.

"Apalagi Plt Gubernur Aceh juga dari wilayah tengah, memiliki darah Gayo, saya rasa beliau pasti akan mendukung, jadi momentum yang bagus kolaborasi antara Pemkab Bener Meriah dan Propinsi Aceh, ditambah lagi presiden Joko Widodo baru kembali dari kabupaten Bireuen yang dikenal sebagai kota juang, kota yang memiliki keterkaitan dengan perjalanan Radio Rimba Raya," ujarnya.

Nasir Djamil juga berjanji dalam masa reses akan ke Bener Meriah bertemu dengan pemerintah kabupaten dan berkunjung ke monumen Radio Rimba Raya.

"Waktu pertemuan nanti saya harap sudah ada hasil agar bisa ditindaklanjuti," harap Nasir Djamil.

Sementara, anggota Komisi I dari fraksi partai Golongan Karya Ilham Pangestu menyatakan sejarah Radio Rimba Raya ini perlu menjadi perhatian semua pihak.

"Saya akan membantu nanti dengan teman-teman disini agar film dokumenter Radio Rimba Raya bisa diputar dan disaksikan di gedung parlemen ini," kata Legislator dari daerah pemilihan Aceh II ini.

Pada kesempatan itu Irmansyah juga memberitahukan bahwa di Bener Meriah sudah didirikan RRI Radio Rimba Raya sebagai bentuk penghargaaan dari RRI pusat.

"Karena Radio Rimba Raya adalah cikal bakal "Voice Of Indonesia," sebut Irmansyah.

 

 

Hfz