Mahasiswa Linge sebut PT LMR Diam-Diam Adakan Qusioner Pertambangan
Takengon | lingePost - Ketua Ikatan Mahasiswa Linge (IMLING) Edi Syahputra mengatakan Perusahaan Linge Mineral Resource beberapa hari kebelakangan telah selesai melaksanakan Quisioner di dua desa antara lain lumut dan ise-ise dari total empat desa yang berada di lingkar tambang, penyususan ini sebagai kerangka acuan penyusunan AMDAL yang nantinya akan di bedah oleh Tim Uji Kelayakan (TUK).
Menurutnya pihak perusahaan LMR yang dipandu oleh tim penyusun pelaksanaan studi AMDAL Ir Yuddi Agustiar sebagai ketua dan dilanjutkan dengan tenaga ahli di beberapa bidang antara lain, ahli geologi dan pertambangan, ahli udara dan kebisingan, ahli tanah dan hedrologi, ahli vegetasi dan satwa liar, ahli sosial ekonomi, ahli sosial budaya, ahli air dan biota perairan, ahli kesehatan masyarakat dan ahli GIS (Geographic Information System) sudah memberikan pertanyaan terhadap masyarakat lingkar tambang.
Edi menyebut dalam penyusunan tersebut pihak perusahaan memberikan pertanyaan kepada masing-masing desa sejumlah 30 orang, dimana 10 orang dipilih oleh reje/kepala desa dan 20 orang dipilih secara acak.
Dalam hal ini Edi menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh tim penyususan AMDAL secara diam-diam tanpa melibatkan masyarakat yang ikut dalam pertemuan konsultasi publik yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2021 lalu, yang dihadiri oleh masyarakat lingkar tambang, yaitu Owaq, Linge, Lumut dan Ise-Ise serta LSM FATAL, dari empat desa dan LSM tersebut pihak perusahaan mengatakan akan melibatkan dalam segala aspek kegiatan LMR, salah satunya penyususan studi AMDAL seperti Quisioner tersebut.
"Pada saat konsultasi publik oleh LMR dan kosnsultan AMDAL dimana di hari oleh delegasi dari masing-masing empat desa juga Lsm dan organisasi mahasiswa yang sudah tanda tangan di dalam berita acara tersebut akan dilibatkan dalam segala hal mengenai kegiatan oleh LMR maupun dalam penyususan AMDAL, namun pada kenyataanya mereka diam-diam melakukan kegiatan berupa pengajuan pertanyaan kepada masyarakat Lumut dan Ise-Ise tanpa ada pemberitahuan terhadap kami yang juga ikut pada saat itu," kata Edi Syahputra.
Dia menilai kegiatan qusioner pertambangan ini sengaja secara diam-diam dilaksanakan agar tidak terjadi hambatan dari pihak yang kotraversi dalam kehadiran perusahaan tersebut.
Bahkan menurutnya ada dua desa lagi yaitu Owaq dan Linge yang tidak dilibatkan dalam qusioner tersebut.
"Dengan alasan mereka perlu pendekatan dan mengatur strategi untuk bisa juga menerima kehadiran perusahaan tambang," ujarnya.
Rel