Kopi Gayo, Kopi dengan Sejuta Rasa
Takengon | lingePost – Indonesia adalah surga kopi dunia.
Julukan ini disematkan dunia karena Indonesia merupakan negara penghasil kopi kulaitas terbaik dan nomor satu dunia.
Indonesia memiliki puluhan varitas kopi terbaik yang tumbuh di berbagai wilayah dan tempat terbaik dari Aceh hingga Papua.
Salah satu yang paling tersohor adalah kopi arabica Gayo. Kopi yang tumbuh di ujung barat Indonesia ini, tepatnya di wilayah Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh, telah sejak lama dikenal dunia sebagai kopi terbaik kualitas nomor satu.
Kopi arabica Gayo sangat digemari oleh para konsumen di Amerika, Eropa, dan Jepang. Kopi Gayo disebut sangat istimewa dan dikatagorikan sebagai kopi spesialty.
Hal itu karena kopi Gayo dikenal memiliki aroma khas dengan perisa (flavor) kompleks, dan kekentalan (body) yang kuat.
Asosiasi kopi terbesar di Amerika yaitu Specialty Coffee Association of America (SCAA) bahkan selalu menempatkan kopi arabica Gayo di urutan teratas dalam setiap penilaian uji cita rasa (Cupping test) dengan rata-rata penilaian 86-90 poin.
Padalah untuk menobatkan salah satu kopi sebagai katagori spesialty, SCAA cukup butuh skor poin di angka 80 saja pada hasil penilaian cupping test oleh pakar uji cita rasa.
Lalu apalagi yang menarik dari kopi Gayo? Itu adalah keunikan dari cita rasanya. Kopi Gayo adalah kopi dengan sejuta cita rasa.
Salah seorang pakar kopi Gayo di Takengon Kabupaten Aceh Tengah Win Ruhdi Bathin mengatakan kopi Gayo adalah kopi yang dihasilkan dari perkebunan rakyat di Dataran Tinggi Gayo.
Rata-rata media tanam kopi atau kebun kopi milik masyarakat di daerah ini hanya seluas dua hektare. Hal itu menjadikan setiap kebun kopi di daerah berhawa sejuk ini memiliki ciri khasnya tersendiri hingga menghasilkan produksi kopi dengan cita rasa berbeda.
“Kadang di satu kebun, tanaman tumpang sarinya ada pisang, di kebun lainnya ada jeruk, tergantung pemilik kebun, nah itu ternyata berpengaruh pada cita rasa kopi yang dihasilkan masing-masing kebun,” kata Win Ruhdi Bathin.
Hal itu tentu berbeda dengan perlakuan merata pada perkebunan kopi yang dikelola secara besar-besaran oleh sebuah perusahaan atau negara seperti contohnya di Brazil.
Selain itu faktor banyaknya varitas kopi, kontur tanah, iklim cuaca, dan ketinggian kawasan pada setiap kebun kopi di daerah ini juga disebut sangat berpengaruh pada perbedaan cita rasa kopi Gayo secara menyeluruh.
Mantan President of The Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) Colin Smith pernah mengatakan bahwa kopi Gayo memiliki cita rasa khas dengan kualitas tinggi dibanding kopi spesialty dari negara lain.
Dia menyebut kopi Gayo yang biasa saja sudah istimewa dan memenuhi standar kopi Eropa, apalagi untuk kopi Gayo yang telah melalui tahap pemrosesan khusus untuk menjadi kopi spesialty.
“Dimana pada saat tertentu kopi Gayo sangat menyerupai aroma buah-buahan. Saat dicicipi kopi Gayo terasa sangat lembut dan sangat layak untuk disebut sebagai kopi terbaik di dunia,” kata Colin Smith saat berkunjung ke Aceh Tengah pada November 2015.
Colin Smith merupakan salah satu pakar kopi dunia. Setelah tidak lagi menjabat President SCAE, pria asal Inggris ini kemudian mendedikasikan hidupnya untuk memberikan edukasi tentang kopi spesialty kepada masyarakat dunia dan menghabiskan waktunya untuk terus melakukan penelitian tentang kopi spesialty di berbagai belahan dunia.
Banyak pakar kopi lainnya setuju dengan pernyataan Colin Smith tentang keistimewaan kopi Gayo.
Kopi Gayo disebut cenderung memiliki rasa tidak pahit disertai dengan tingkat keasaman rendah. Mayoritas pakar kopi dunia mengaku menemukan rasa manis, nutty, dan cenderung buttery pada cita rasa kopi Gayo.
Untuk aroma, kopi Gayo disebut cenderung beraroma rempah atau spice. Sedangkan aftertastenya (Sisa rasa) pada setiap dilakukan uji cita rasa oleh para pakar, kopi Gayo disebut clean (Bersih).
Hal itu lah yang membuat kopi Gayo selalu digemari dan menjadi kopi nomor satu dunia.
Di kalangan pecinta kopi dunia, kopi Gayo bahkan telah lama dijadikan sebagai bahan baku utama campuran berbagai house blend coffee shop untuk menghadirkan hidangan segelas kopi bercita rasa tinggi.
Salah satu contohnya adalah Starbucks. Kedai kopi terkemuka di dunia ini adalah pengguna setia kopi arabica Gayo untuk dijadikan bahan baku utama olahan produk kopi andalannya.
Peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember Yusianto juga pernah mengatakan bahwa ia telah mencicipi seluruh kopi yang ada di berbagai wilayah di Indonesia dan mengatakan kopi Gayo adalah yang terbaik.
Padahal secara keseluruhan, kopi dari berbagai daerah di Indonesia juga dikenal dunia sebagai kopi kualitas terbaik. Bahkan Indonesia sendiri telah sejak lama dijuluki sebagai surga kopi dunia.
Predikat itu didapat Indonesia ketika mengikuti pameran kopi dunia di Amerika Serikat yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA) pada tahun 2015.
Memang bukan hal yang berlebihan, karena negara ini memiliki puluhan varitas kopi terbaik yang tumbuh di berbagai wilayah dan tempat-tempat terbaik di seluruh pelosok negeri.
Kopi Indonesia dikenal memiliki kualitas dan cita rasa terbaik dibanding kopi dari negara lain di belahan dunia.
Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar di dunia saat ini.
Kementerian Perindustrian RI menyebut Indonesia berada diurutan keempat negara produsen kopi terbesar dunia dengan produksi rata-rata mencapai 639 ribu ton per tahun.
Mayoritas kopi yang dihasilkan negara ini adalah jenis arabica sebesar 72,84 persen dan sisanya adalah jenis robusta sebesar 27,16 persen.
Itulah Indonesia, negara makmur dan kaya dengan sumber daya alamnya yang melimpah.
Hari ini tanggal 11 Maret, adalah peringatan Hari Kopi Nasional. Indonesia sebagai negara produsen kopi terbesar dunia. Indonesia sebagai Surga Kopi Dunia.
Selamat Hari Kopi Nasional, masyarakat Indonesia.
ANTARA/KURNIA MUHADI