Keras, Wen Rimba Raya Kecam Pernyataan “Tidak Bersekolah” Bustami Hamzah

Ketua Galasantara Aceh, Wen Rimba Raya, menyampaikan orasi politik dalam kegiatan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Sabtu malam (23/11/2024).

Takengon | lingePost – Ketua Galasantara Aceh, Wen Rimba Raya, menyampaikan pidato politik keras dalam kegiatan mengawal kemenangan Mualem – Dek Fadh sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024-2029.

Acara tersebut berlangsung di Gedung Olah Seni, Sabtu, 23 November 2024, dengan mengangkat isu strategis terkait perjuangan Poros Tengah dalam panggung politik Aceh serta hiburan rakyat.

“Sebodoh-bodohnya kita di Poros Tengah, sejarah membuktikan bahwa kita adalah penggerak peradaban Tanoh Gayo,” ujar Wen Rimba Raya.

Hal itu ia katakan, menyahuti pernyataan Calon Gubernur Aceh, Bustami Hamzah pasca debat beberapa waktu lalu.

Wen menyoroti bagaimana perjuangan poros tengah selama ini telah membuahkan hasil signifikan.

Ia memaparkan bahwa komitmen politiknya bersama petinggi Aceh pada masa pemerintahan Muzakir Manaf dan dr. Zaini Abdullah berhasil menempatkan empat tokoh Gayo sebagai kepala dinas strategis di Provinsi Aceh.

“Hasil lobi politik kami telah mengangkat harkat masyarakat Gayo. Jalan-jalan besar, beasiswa untuk anak-anak Gayo, bahkan posisi strategis di pemerintahan adalah bukti nyata komitmen kami,” tegasnya.

Namun, Wen tak segan mengkritik tokoh-tokoh yang ia sebut telah berkhianat kepada perjuangan Poros Tengah.

Salah satunya adalah Bustami Hamzah, calon gubernur rival Mualem, yang menurutnya justru melecehkan pendukung poros tengah.

“Dia lupa siapa yang pertama mengangkatnya sebagai Kepala Dinas Keuangan Aceh. Hari ini, dia menghina kita dengan menyebut kita orang-orang bodoh. Apa perlu kita lawan?” serunya dengan nada emosional.

Wen juga memaparkan rencana besar jika Mualem-Dek Fadh terpilih sebagai pemimpin Aceh. Beberapa poin komitmen politik untuk Poros Tengah meliputi:

Pembentukan Kabupaten Baru Lukup Galasantara untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat di wilayah seperti Serbejadi, Peunaron, dan sekitarnya.

Perpanjangan Otsus & Migas Aceh untuk memastikan dana pembangunan tetap berpihak pada Poros Tengah.

Program Perkebunan Kopi dan Jagung dengan target 1.000 hektar di setiap kabupaten di Poros Tengah.

Penempatan PNS Gayo pada Posisi Strategis di Pemerintah Aceh.

Penambahan Beasiswa untuk Anak-Anak Gayo guna mencetak generasi pemimpin baru.

Wen menutup pidatonya dengan pesan tegas, jika poros tengah kembali gagal memenangkan pemimpin yang berpihak pada mereka, maka perjuangan politiknya tidak akan lagi mendukung wilayah tersebut.

“Kali ini kita harus menang. Jika Mualem dan Dek Fadh memimpin, saya pastikan poros tengah menjadi pusat pembangunan dan kesejahteraan di Aceh,” demikian kata Wen Rimba Raya.

 

Rel