IPPEMATA Tolak KNA Jadi Pengelola Asrama Baru di Banda Aceh

Laporan : Khairiandi

Banda Aceh - lingepost.com :  Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Aceh Tengah (IPPEMATA) Banda Aceh melakukan aksi protes dihadapan Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, dalam acara silaturrahmi yang membahas pengelolaan asrama mahasiswa di Banda Aceh, Kamis 22 Oktober 2015.

Mahasiswa menolak campur tangan KNA dalam pengelolaan asrama yang baru dibeli tahun ini oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, di kawasan Kampung Limpok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

Ketua IPPEMATA, Yusuf Sabri Rahman, mewakili mahasiswa mengungkapkan keberatan dihadapan Bupat Nasaruddin dan para petinggi KNA saat acara berlangsung.

Yusuf dengan tegas mengatakan bahwa mahasiswa menolak KNA jadi pengelola asrama, karena hubungan KNA dengan mahasiswa selama ini dianggap sangat buruk.

"Ini tidak boleh diserahkan begitu saja kepada KNA. Baru kali ini saya melihat adanya pertemuan seperti ini, dan masih ada rupanya orangtua kami disini (Banda Aceh)," cetus Yusuf dengan nada menyindir.

"Tabi agak jengkat aku bercerak pora, karena ini memang keluhan ari mahasiswa. Lebih baik ini dilahirkan Perbub terkait pengelolaan asrama," ucapnya lagi.

Selain itu, kata Yusuf, KNA adalah lembaga yang mewadahi dua kabupaten di Dataran Tinggi Gayo, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah. Sementara, asrama yang dimaksud adalah aset milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Karena itu, dia menyebut KNA tidak layak untuk jadi pengelola asrama.

"Asrama ini dibeli dari uang rakyat Aceh Tengah, jadi bagaimana mungkin dikelola oleh tokoh masyarakat Bener Meriah. Logika sederhana, semua yang dibeli dari uang rakyat Aceh Tengah maka harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, bukan malah untuk memfasilitasi kegiatan tokoh masyarakat dari Kabupaten Bener Meriah," ucapnya.

Yusuf menjelaskan dalam udangan yang diedarkan oleh pihak KNA kepada mahasiswa juga tidak disebutkan agenda peresmian atau penyerahan asrama kepada KNA.

"Tapi lebih kepada rapat pembahasan pemanfaatan gedung baru Pemda Aceh Tengah dan makan malam bersama. Tidak ada bahasa peresmian asrama," sebutnya.

"Kami juga melihat kegiatan ini sudah disetting sedemikian rupa, sehingga mahasiswa tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Hanya ada sambutan para petinggi KNA."

"Kami mencatat tidak ada satu katapun menyinggung organisasi IPPEMATA yang sudah berjuang mati-matian untuk hadirnya asrama mahasiswa di Banda Aceh. Kami maklumi ketidaksukaan dan kemarahan para petinggi KNA kepada IPPEMATA. Semata-mata kami berdiri independen dan menyampaikan apa adanya," ujar Yusuf.