Pesan Bupati Shabela Tentang Melestarikan Adat Gayo

Takengon | lingePost – Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan pentingnya untuk terus melestarikan nilai-nilai adat dan budaya Gayo terutama di masa modern saat ini.

“Orang Gayo mempunyai adat istiadat yang khas dan kental dengan nuansa Islami. Berbagai ungkapan tersurat dalam pepatah-pepatah bijak dengan makna yang dalam banyak ditemukan dalam kebudayaan Gayo,” kata Shabela Abubakar.

Hal itu disampaikan Shabela saat menutup lomba melengkan pada Rabu malam (2/3) di Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, sebagai salah satu kegiatan melestarikan adat budaya Gayo.

“Melalui ajang lomba melengkan munyerah rempele-menerime rempele dalam Kecamatan Bebesen ini merupakan momentum tepat dan harus terus dipertahankan sebagai upaya untuk melestarikan adat istiadat dan budaya Gayo, sehingga di masa mendatang generasi penerus kita masih mempunyai kebanggaan dan jati diri sebagai insan berbudaya,” tutur Shabela.

Bupati ini menuturkan pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sedikitnya telah memengaruhi kehidupan sosial mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sehingga juga berpengaruh pada sikap dan perilaku yang terus menjauh dari tatanan adat dan budaya.

Dia menjelaskan bahwa dalam adat Gayo salah satu fungsinya adalah untuk menjaga syariat Islam.

“Ini sesuai dengan ungkapan edet mumegeri hukum (Adat yang memagari hukum), yang berarti adatlah yang menjaga hukum syariat,” kata Shabela.

“Maka sangat disayangkan apabila nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap tradisi adat tersebut tidak dapat kita lestarikan keberadaannya, karena tradisi yang dijalankan saat ini merupakan hasil daya cipta dan kreasi dari para pendahulu,” ujarnya.

Kegiatan yang bertempat di aula kantor camat setempat turut dihadiri sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab Aceh Tengah, unsur pimpinan Kecamatan Bebesen, segenap Reje di Kecamatan Bebesen, tokoh adat, tokoh agama, dan tamu undangan lainnya.

Bupati Aceh Tengah dalam sambutannya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara karena ia menilai inisiatif panitia dalam kegiatan tersebut berperan penting dalam melestarikan nilai-nilai adat istiadat gayo terutama di masa modern.

“Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, telah mempengaruhi kehidupan sosial manusia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sehingga pada gilirannya sedikit demi sedikit sikap dan perilaku kita akan meminggirkan atau bahkan bisa saja menghapuskan adat dan budaya kita sendiri,” ujar Shabela.

“Oleh karena itu, melalui ajang lomba melengkan, munyerah rempele dan menerime rempele dalam kecamatan bebesen ini merupakan suatu momentum yang tepat dan harus terus dipertahankan sebagai upaya untuk melestarikan adat istiadat dan budaya gayo, sehingga di masa yang akan datang generasi penerus kita masih mempunyai kebanggaan dan jati diri sebagai insan yang berbudaya,” lanjutnya.

Dia menegaskan bahwa orang gayo mempunyai adat-istiadat yang khas, kental dengan nuansa islami. Berbagai ungkapan, tersurat dalam pepatah-pepatah bijak dengan makna yang dalam dan banyak ditemukan dalam kebudayaan gayo.

“Dalam adat Gayo salah satu fungsi adat adalah untuk menjaga syariat Islam. Ini sesuai dengan ungkapan edet mumegeri hukum (adat yang memagari hukum), yang berarti adatlah yang menjaga hukum syariat,” tegas Bupati.

Untuk itu, ia menilai akan sangat disayangkan apabila nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap tradisi adat tersebut tidak dapat kita lestarikan keberadaannya karena tradisi yang dijalankan saat ini merupakan hasil daya cipta dan kreasi dari para pendahulu.

Menutup sambutannya Bupati Shabela berharap kegiatan positif seperti ini dapat terus berlanjut di masa-masa yang akan datang dengan intensitas yang lebih tinggi dan dapat menjadi agenda rutin setiap tahunnya sehingga upaya pelestarian adat yang kita rintis akan benar-benar terwujud sesuai harapan.

Sebelumnya dalam laporannya, Camat Bebesen Hermansyah, S.STP menyampaikan kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 30 peserta dari 28 kampung se-Kecamatan Bebesen.

 

KM