ICCTF Media Award 2015, Pemenang Akan Dapat Tiket KTT Iklim di Paris

Laporan Budi Gayo | Jakarta

lingepost.com – Pekan ini Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) mengajak pekerja media dan masyarakat untuk terus memperhatikan isu lingkungan hidup dengan meluncurkan kompetisi jurnalistik ICCTF Media Award 2015, di Gedung Bappenas Jakarta, Selasa 8 September 2015.

Kompetisi ini diselenggarakan untuk menggairahkan semangat media dan masyarakat dalam memperhatikan penanganan perubahan iklim, khususnya upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Endah M.i, selaku Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF, mengatakan bahwa upaya penanganan perubahan iklim adalah tanggung jawab semua pihak.

“Untuk itu, peran media menjadi sangat signifikan sebagai saluran informasi yang memiliki jangkauan luas terhadap masyarakat, terutama di saat perhatian masyarakat semakin meningkat terhadap isu perubahan iklim,” sebutnya.

Menurut Endah, walaupun perhatian masyarakat terhadap isu perubahan iklim mulai meningkat, namun isu tersebut belum menjadi fokus utama pemberitaan media.

“Padahal, berdasarkan perkiraan ilmiah, dampak perubahan iklim menimbulkan ancaman dan tantangan jangka panjang yang signifikan untuk pembangunan di berbagai sektor dan daerah. Jangkauan informasi yang bisa dicapai media sangat diperlukan untuk meningkatkan upaya bersama dari semua pihak, terutama di daerah dan dunia usaha,” tuturnya.

Tahun ini, ICCTF Media Award mengusung tema Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Bagi Kesejahteraan Rakyat Indonesia, dengan 4 sub tema yaitu land-based mitigation, energi, resilience and adaptation, serta pembangunan kota yang ramah lingkungan.

Tema dan sub-tema tersebut merupakan refleksi dari fokus ICCTF untuk mendorong pembangunan berkelanjutan atau yang berwawasan lingkungan melalui implementasi Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), Rencana Aksi Daerah Penurunan Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), dan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API).

Tiga pemenang ICCTF Media Award 2015, akan mendapat hadiah perjalanan ke Paris, Prancis, untuk meliput United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties (COP) ke-21, pada akhir November 2015.

Konferensi tersebut merupakan forum penting bagi Indonesia dan dunia dalam meneruskan aksi penanganan perubahan iklim secara nasional dan global.

Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia menetapkan target pengurangan gas rumah kaca (GRK) di tahun 2020 sebesar 26 persen. Sedangkan target pengurangan 41 persennya mendapat dukungan dana dari internasional.

Mengingat target ekonomi juga harus dicapai, Pemerintah Indonesia telah meningkatkan upaya sinergi antara pertumbuhan ekonomi, penurunan emisi gas rumah kaca, dan peningkatan ketahanan masyarakat dan daerah dalam menghadapi dampak perubahan iklim, sebagaimana diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan RPJMN 2015-2019.

Beberapa pakar iklim global menilai, Indonesia bersama sejumlah negara terutama dengan kawasan hutan hujan tropis tersisa, memiliki peran strategis dalam pemulihan iklim bumi. Namun kalangan aktivis mengatakan ancaman bencana ekologi akibat dampak perubahan iklim tak terelakkan, karena prilaku negara-negara industri besar yang tak memiliki komitmen serius menurunkan emisi mereka.

Sementara fenomena el nino,terbakarnya kawasan hutan dan lahan gambut yang menimbulkan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan, diduga semakin memperburuk upaya pemulihan iklim bumi oleh komunitas global.

Analis geopolitik regional mengatakan Jepang, Jerman, Uni Eropa, terutama negara-negara Scandinavia,  dinilai menjadi inisiator kunci dalam upaya pemulihan iklim bumi sejak dua dasa warsa silam.