CERITA BERPESAN (SEEKOR ANJING KUDISAN DAN TULANG)

Oleh : JONI MN

Sambil duduk menikmati kopi panas tanpa gula di sore hari sambil ditemani ramainya hujan yang berkunjung ke seputaran rumah kami. Saat itu teringat satu pengalaman pada tahun 2008 yang lalu. Pada saat itu kami ada sekitar 8 orang berkunjung ke Jamat dalam acara melihat-lihat kampung atau satu daerah yang disebut dengan "Gerpa".

Sebelum kami ke tempat yang dimaksud, terlebih dahulu kami minta ijin atau melapor ke kepada kepala kampung di kampung tersebut, kemudian kami mampir ke rumah saudara salah seorang dari teman kami di " Payung",, sesampainya di sana singkat cerita, si pemilik rumah menawarkan atau menjamu kami untuk makan malam di rumahnya, karena beliau baru saja berburu rusa, katanya:

" Kase, ike nge ulak kam ari Gerpa" Ulak ku
umah ni madihne, i sien madih ne kite
mangan iyoni, ara rejeki osah Si Sara So ni
kite mane".

Maksud Bapak itu, nanti jika kalian sudah pulang dari Gerpa kalian makan malam di rumah ini saja, ini kemarin kami memburu kebetulan kita ada dikasih rejeki, inilah pesan Bapak si pemilik rumah itu kepada kami. Selanjutnya, salah satu dari teman kami mengiyakan tawaran si Bapak tersebut.

Mempersingkat cerita, jam menunjukan sekitar pukul 6 sore, kami sudah dalam perjalanan pulang dan sudah mendekati kampung Payung, sebelum masuk ke wilayah kampung itu kami mampir ke sungai di dekat persawahan untuk membersihkan badan dari keringat dan debu, sekalian untuk persiapan shalat mahgerib.

Setelah shalat magrib kami bersepakat memenuhi undangan Bapak yang menawarkan makan malam kepada kami. Sesampainya di rumah si Bapak tersebut karena rumahnya bentuk rumah panggung, kami langsung menuju tangga utama dan langsung naik, selanjutnya masuk ke ruangan keluarga yang dibentang tikar Gayo. Kami duduk dengan bentuk melingkar, saya berkebetulan duduk dekat jendela.

Tidak lama kemudian, Ibu (Istri Si Bapak) ini datang menegur kami dengan senyuman dan mengatakan, "meh ini kase tetahen renye ton ni i sien madihne kelamni" artinya setelah ini nanti benahi terus tempat ini, di sini sajaalam ini bermalam. Ibu ini sambil senyum dan menawarkan untuk tidur di rumah merela, ditangannya membawa sekumpulan piring dan ceret kuningan. Seterusnya diikuti oleh dua anak lelaki mereka membawakan hidangan untuk makan malam.

Setelah semuanya selesai dan siap kami dipersilakan makan. Ternyata si Bapak dan Ibu ini baru mendapat seekor rusa yang lumayan besar dilihat dari tulang yang dihidangkan. Ada daging yang di sayur dan ada juga tulang-tulangnya di sop. Berkebetulan hidangan di depan saya kebagian tulang lutut.

Setelah selasai makan saya membuang sisa makanan termasuk tulang melalui jendela ke bawah rumah. Seketika ada seekor anjing hitam yang sangat besar langsung mengigit dan membawa tulang itu dari bawah rumah ke halaman rumah, saya terus memperhatikan gerak gerik anjing tersebut.

Tidak lama kemudian datang seekor anjing lagi yang berwarna kuning. Anjing ini juga sangat kuat dan besar. Rupanya ke dua anjing itu milik si Bapak pemilik rumah tersebut, sering dia bawa berburu. Anjing yang kuning ini juga ingin memiliki tulang yang lutut rusa tersebut, tetapi anjing hitam itu tetap mempertahankan tulang itu, akhirnya karena anjing kuning terus memaksa merebut tulang itu, akhirnya terjadilah perkelahian (perangkam).

Kedua anjing itu terus berkelahi sampai ke pinggir halaman depan rumah itu di sana semak-semak. Sudah sampai ke samak-semak itu pun kedua anjing ini belum berhenti perangkam, nampak bagian muka dan di belakang anjing hitam itu berdarah, namun mereka tidak berhenti terus aja berkelahi. Kemudian saya memperhatikan, tulang mereka rebutkan itu ternyata di tengah halaman rumah, sementara anjing hitam dan anjing kuning terus berkelahi di semak-semak pinggir halaman depan rumah.

Kemudian, mata saya menoleh ke arah kiri nawsh rumah tersebut, saya melihat seekor hewan nampak kecil, saya menyangka itu seekor kucing, ternyata setelah hewan itu tepat berada di bawah jendela jelas kelihatan, yakni anjing yang tidak ada bulu. Rupanya, itu adalah seekor anjing yang berpenyakit (mukus). Dengan santainya anjing mukus itu mendekati tulang yang di tengah halaman tersebut, yang si pemiliknya asyik mempertahankan dan saling menunjukan kekekuatan masing-masing.

Dengan aman tampa ada ancaman dan gangguan anjing mukus itu langsung mengigit tulang itu dan membawanya dengan perlahan-lahan jauh dari tempat itu, anjing mukus itu membawanya dekat jembatan di kampung tersebut. Setelah itu, saya turun saya mengusir satu anjing yg berwarna kuning seketika itu kedua anjing tersebut berhenti perangkam. Dan anjing yang hitam kembali ke tengah halaman untuk mengecek tulang yang tadi ia tinggalkan di tempat itu, tetapi apa yang ia temui, yakni hanya tinggal bekas dan baunya saja, sementara tulangnya tidak ada lagi, sudah di anjing yang mukus jauh ke ujung kampung tersebut.

Saya sangat takut ketika melihat anjing sangat kekar dan garang, saat saya hendak ingin ke kali sekitar 25 m jaraknya dari rumah itu. Akhirnya, saya naik lagi ke ruangan tempat kami makan, dan saya mengambil tulang sisa dari makanan teman, saya bawakan tulang itu ke bawah rumah, seketika saya melempar tulang tersebut ke semak-semak mereka perangkam barusan, begitu saya melempar itu, seketika itu juga kedua anjing itu mengejar tulang yang saya buang barusan, sedikit pun tidak ada daging hanya tulang belulang. Anjing yang kuning kembali lagi dan mengejar tulang yang  saya lempar ke sema-semak itu, sesampainya di semak-semak kedua anjing ini perangkam lagi, saya mendengar suaranya sangat ribut.

Sekian, semoga cerita ini bermanfaat dan dapat diambil hikmah dan pesan tersiratnya,

SEMOGA ALLAH SWT SELALU MENGINGATKAN KITA DARI HAL-HAL YANG BURUK DAN MENJAUHKANNYA. DAN MENJAUHKAN KITA DARI KORBAN ADU DOMBA DAN DIPERALAT MANUSIA YANG TIDAK BAIK.

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA.