Belanda Kembalikan 13 Ribu Dokumen Bersejarah ke Indonesia, adakah Data Sejarah Tentang Gayo?

Laporan : Kurnia Muhadi

Takengon - lingepost.com : Pemerintah Kabupaten di wilayah Dataran Tinggi Gayo bersama Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Aceh diminta proaktif menelusuri data sejarah Aceh khususnya Gayo dari 13 ribu dokumen berupa buku dan manuskrip termasuk naskah kuno yang dikembalikan ke Indonesia oleh Museum Tropen, Amsterdam, Belanda, baru-baru ini.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bener Meriah, Satria Darmawan, dalam siaran persnya Jum'at 26 Februari 2016 mengatakan dokumen bersejarah tersebut saat ini telah berada di Perpustakaan Nasional, setelah sebelumnya dikembalikan oleh Meseum Tropen kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Ini merupakan dokumen yang sangat penting sekali untuk dipelajari," kata Satria Darmawan.

Dia mengharapkan agar pemerintah kabupaten di wilayah Dataran Tinggi Gayo bersama BPAD Provinsi Aceh dapat meminta dokumen yang berkaitan dengan sejarah Gayo untuk dikembalikan ke Gayo.

Dikutip dari portal berita Republika.CO.ID Selasa 23 Februari 2016 bahwa dari 13 ribu dokumen bersejarah tersebut sebanyak 6 ribu diantaranya telah diberikan ke Universitas Nasional Sebelas Maret (UNS) Solo atas permintaan Rektor UNS yang disetujui Mendikbud.

Terkait hal ini, sejumlah pemerintah provinsi di Indonesia juga sudah mengajukan permintaan ke Perpustakaan Nasional agar bisa mendapatkan naskah atau dokumen bersejarah tersebut.

Diantaranya adalah BPAD Yogyakarta yang sejak awal telah mengajukan permintaan untuk mendapatkan manuskrip atau naskah yang berkaitan dengan budaya Jawa dan Yogyakarta.