Aceh Tengah galakkan budidaya perikanan mina padi dan kolam terpal

Arsip. Petani memanen ikan nila di kawasan mina padi desa Sambirejo, Kediri, Jawa Timur, Rabu (3/11/2021). (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp)

Takengon | lingePost - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Perikanan setempat mulai menggalakkan budidaya perikanan darat dengan sistem mina padi dan kolam terpal.

Kepala Dinas Perikanan Aceh Tengah Iwan Ernis mengatakan pengembangan sektor perikanan dengan sistem tersebut sudah berjalan dalam dua tahun terkahir dan sudah mencakup hampir seluruh wilayah kecamatan di daerah itu.

"Kita mengambil langkah alternatif ini untuk mengurangi pola budidaya keramba apung di Danau Lut Tawar. Karena keramba apung ini saat ini kan diisukan sebagai sumber pencemaran, pemerintah daerah pun sudah menghentikan untuk penambahan keramba di Danau Lut Tawar," kata Iwan Ernis, Selasa (8/3/2022).

Menurutnya upaya penggalakkan budidaya perikanan dengan sistem mina padi dan kolam terpal, setidaknya sudah dapat sedikit membantu kebutuhan konsumsi ikan masyarakat di Aceh Tengah.

Rata-rata kebutuhan konsumsi ikan di daerah ini kata Iwan mencapai hampir 6.000 ton per tahun atau rata-rata konsumsi sebanyak 31 kilogram perkapita per tahun.

"Daerah kita hanya bisa memasok sekitar 20 persen saja atau sekitar 800-900 ton produksi ikan per tahun. Sisanya dipasok dari daerah pesisir, mayoritas ikan laut," sebut Iwan Ernis.

"Kalau produksi kita kan ikan darat, jadi memang berbeda. Untuk mina padi kita saat ini fokus pada jenis ikan nila dan ikan mas, sedangkan kolam terpal kita fokuskan untuk ikan lele," tuturnya lagi.

 

 

Ant