Kisah Jeremias Nyangoen Datang ke Gayo Tahun 2012 Demi Inspirasi Film Black Coffee

lingePost/Kurnia Muhadi
Sutradara film Black Coffee Jeremias Nyangoen saat acara Syukuran Film Black Coffee di Hotel Portola Grand Renggali, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Jumat (4/7/2025). Kurnia Muhadi. 

Takengon | lingePost – Sutradara peraih piala citra Jeremias Nyangoen mulai menggarap film terbarunya berjudul Black Coffee dengan mengambil lokasi syuting di daerah penghasil kopi arabica terbaik dunia yakni Dataran Tinggi Gayo, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.

Film yang dibintangi aktor kawakan Reza Rahadian ini mulai syuting hari ini 5 Juli 2025 mengangkat cerita tentang pasangan suami istri petani kopi Gayo yang keduanya merupakan penyandang tunanetra dan tentang bagaimana pasangan tersebut harus menjalani kehidupan dan menyambung hidup dari kebun kopi.

Judul film Black Coffee mungkin saja terilhami dari kegelapan atau hitamnya warna dunia ini dalam pandangan kedua tunanetra pasangan suami istri tersebut yakni Onot (Diperankan oleh Reza Rahadian) dan Rabiah (Diperankan oleh Sha Ine Febriyanti).

Reza Rahadian sendiri mengaku sangat tertarik dengan cerita film Black Coffee ini dan merasa terhormat dilibatkan dalam film ini.

“Cerita yang sangat menarik. Mas Jeremias Nyangoen sebagai sutradara dan penulis, saya kagum dengan karya-karya beliau,” kata Reza Rahadian usai acara Syukuran Film Black Coffee di Hotel Portola Grand Renggali Takengon, Jumat (4/7/2025).

Dengan perpaduan sutradara dan aktor terbaik yang ikut terlibat dalam penggarapan film ini, maka sangat layak masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap hasil karya dari para seniman perfilman tanah air ini.

Jeremias Nyangoen sebagai sutradara dan penulis bahkan telah mempersiapkan nashkah film ini sejak 12 tahun silam.

Kisah Jeremias Nyangoen datang ke Gayo pada tahun 2012 demi mencari ilham untuk film Black Coffee diceritakan oleh seorang wartawan senior di Takengon yakni Win Ruhdi Bathin lewat tulisannya di laman kompasiana.com yang berjudul “Jeremias dan Inspirasi Filmnya di Gayo” yang diposting pada 9 Juni 2012.

Saat itu Jeremias disebut mampir ke kedai kopi milik Win Ruhdi Bathin dan memesan segelas kopi hitam atau black coffee untuk dia nikmati sambil melepas obrolan.

“Jeremias ditemani seorang wartawan lokal yang bekerja sebagai Redpel Media online Lintasgayo, Khalis,” tulis Win Ruhdi Bathin di laman blognya.

Dari obrolannya dengan Jeremias Nyangoen saat itu, Win Ruhdi menuturkan bahwa sang sutradara sudah berada di Gayo selama dua pekan.

Tujuannya adalah mencari ilham atau inspirasi cerita terkait kehidupan masyarakat Gayo dan kopi untuk dijadikan ide penulisan naskah film yang akan diangkat ke layar lebar.

Saat itu judul film Black Coffee mungkin belum ditemukan. Jeremias hanya yakin bahwa dia akan mendapatkan sesuatu dari pengembaraannya di tanah Gayo tersebut.

“Menurutnya Gayo dengan kekayaan budaya, kopi, dan keindahan alamnya sangat menarik untuk diangkat ke layar lebar,” ungkap Win Ruhdi.

Win melanjutkan selama dua pekan di Gayo, Jeremias terus berjalan dan berjalan seperti mengikuti arah angin dan petunjuk alam hingga harus berhenti di mana dan berjumpa dengan siapa.

Menurutnya, Jeremias percaya akan banyak ide dan motivasi didapat manakala perasaan dan hati diikutkan dalam perjalanan menyusuri berbagai tempat dan pelosok di Nusantara ini seperti yang sedang dilakukannya di Gayo.

“Jeremias tak segan merasakan apa yang sesungguhnya dirasakan kalangan masyarakat akar rumput. Tentang kekhawatiran dan semangat, serta cara hidup,” tutur Win.

Menurut Win, asal usul judul film Black Coffee di saat itu seperti sudah mulai terjamah dalam benak kreatif seorang Jeremias Nyangoen.

Hal itu kata Win diketahui dari pengakuan Jeremias sendiri tentang pertemuannya dengan seorang sosok petani kopi Gayo yang hidup sendiri di tengah batang kopi namun memiliki semangat hidup yang luar biasa.

Sosok itu lantas membakar semangat Jeremias karena merasa telah menemukan apa yang selama ini dicari.

Sosok masyarakat Gayo yang memancarkan kesederhanaan dan semangat walau di tengah kesendirian dan “kegelapan” menjalani hidup diantara batang-batang kopi.

“Inilah yang kucari,” guman Jeremias seperti yang dikisahkan oleh Win Ruhdi Bathin.

 

Mhd

 

 

 

 

Comments: 0

Your email address will not be published. Required fields are marked with *